Wednesday 12 November 2014

Gethuk


Gethuk Kurung ‘Ceper’ Klaten


tertata-rapi
Getuk (bahasa Jawa: gethuk) adalah makanan ringan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau singkong. Getuk merupakan makanan yang mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembuatan getuk dimulai dari singkong di kupas kemudian kukus atau perebusan, setelah matang kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling lalu diberi pemanis gula dan pewarna makanan. Untuk penghidangan biasanya ditaburi dengan parutan buah kelapa. Tetapi selain berbahan dasar dari singkong, getuk juga bisa dibuat dengan bahan baku dari ubi, talas dan pisang


Gethuk Kurung ‘Ceper’ Klaten

tertata-rapi
Getuk (bahasa Jawa: gethuk) adalah makanan ringan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau singkong. Getuk merupakan makanan yang mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembuatan getuk dimulai dari singkong di kupas kemudian kukus atau perebusan, setelah matang kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling lalu diberi pemanis gula dan pewarna makanan. Untuk penghidangan biasanya ditaburi dengan parutan buah kelapa. Tetapi selain berbahan dasar dari singkong, getuk juga bisa dibuat dengan bahan baku dari ubi, talas dan pisang. Berikut di Sini akan berbagi informasi mengenai makanan ringan Getuk yang populer di Indonesia.

Gethuk Kurung Klaten

gethuk kurung
GETUK KURUNG: Getuk Yoko buatan Suhardi (64), lebih dikenal dengan nama getuk Kurung sesuai dengan nama desanya. TAK hanya Magelang yang memiliki getuk dengan rasa khas, di Klaten juga ada getuk dengan rasa istimewa. Getuk Yoko buatan Suhardi (64) dan istrinya, Sujiyem (49), warga Dukuh Putatan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten mempunyai rasa ngangeni. Pantas saja bila banyak orang luar kota mencarinya. Getuk yang lebih dikenal dengan nama getuk Kurung itu (sesuai dengan nama desanya) digelar di kios kecil tepi Jalan Karangwuni-Pedan, kira-kira tiga kilometer barat pertigaan Karangwuni Jalan Yogya-Solo. Kios tersebut buka sejak pukul 09.00. Getuk tersebut bermacam-macam, ada rasa cokelat manis, ada pula yang berbentuk gulung isi selai nanas. Getuknya diberi warna cerah yang menggugah selera. Makanan itu dihidangkan dengan kelapa parut dan gula halus untuk menambah rasa. Sebungkus kecil harga Rp 3.000. Tersedia juga bungkus besar sesuai dengan permintaan. Bila ingin pesan bisa langsung telepon ke 0272-897050. ”Bapak-bapak Kodim sering pesan via telepon ke sini bila pesan banyak. Biasanya bila sekarang telepon, besok tinggal ambil. Polisi-polisi dan pejabat juga banyak yang beli getuk,” tutur Sujiyem. Suhardi mengungkapkan, ide untuk membuat getuk muncul ketika dia ikut budhe-nya di Kota Getuk Magelang. Semula, dia kerja di bengkel andong. Setelah banyak mobil, bengkel sepi sehingga dia beralih membuat getuk. Usaha itu dimulai 1978 ketika anaknya Yoko (dijadikan merek getuk) masih satu tahun. Dengan lima kilogram singkong, Suhardi membuat getuk lindri yang dalam penilaian dia, saat itu rasanya masih kurang enak. Tapi dia terus berusaha memperbaiki rasa. Keliling Tiap hari, Suhardi keliling menjajakan getuk dengan sepeda sambil memboncengkan istrinya yang menggendong Yoko kecil sampai malam. Kemudian berjualan di pinggir Jalan Pedan hingga setahun. Lalu membuat gerobak dorong, tapi lantaran tidak laku dia hanya bertahan enam bulan. Berjualan di barat jalan ternyata kurang laku, lalu pindah ke timur jalan seperti yang sekarang. Ternyata laku dan bertahan sampai sekarang. Hanya sebuah kios tenda di atas parit yang ditutup cor semen. ”Sejak di tempat itu kok ternyata laris sampai sekarang,” ungkap bapak empat anak, dua di antaranya sarjana. Kini, dalam sehari dia bisa menghabiskan 70 kg sampai satu kuintal singkong dengan omzet Rp 500.000 – Rp 600.000. Ada 6 pegawai yang memban tunya. Dia ingin terus menambah rasa dan penampilan agar tidak ditiru, sebab sejumlah mantan pegawainya yang keluar membuat getuk sendiri.(Merawati Sunantri-70j)
sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0208/15/slo21.htm

Gethuk Lindri


images
Getuk lindri dikenal karena rasanya yang lembut enak. Warnanya berwarna-warni memikat dan bercita rasa manis. Disajikan dengan taburan kelapa parut yang gurih. Getuk lindri adalah kue tradisional dari Jawa Tengah yang berbahan dasar singkong. Selain rasanya yang istimewa, getuk lindri juga dikenal karena satu ciri khas. Kue ini biasa dijajakan dengan menggunakan gerobak, dengan disertai tembang Jawa ataupun dangdut dengan volume kencang. Karenanya, keberadaan penjaja getuk lindri bisa dideteksi dari suara musik dari gerobaknya. Getuk lindri dibuat dari singkong yang dikukus hingga empuk. Saat masih panas, singkong ditumbuk hingga benar-benar halus. Setelah halus, masukkan gula, air dan vanili yang sudah dilarutkan bersama, lalu diaduk dengan singkong hingga tercampur rataAdonan singkong tersebut kemudian diberi pewarna makanan agar lebih menarik. Ada warna coklat, hijau, pink, kuning, ataupun warna alaminya yaitu putih. Setelah diberi pewarna, barulah singkong yang sudah halus ini dimasukkan ke dalam gilingan, lalu dipotong-potong. Saat disajikan, biasanya diberi taburan kelapa parut yang membuat rasanya gurih. Kini makin banyak variasi rasai getuk lindri yang tak hanya menambahkan pewarna saja, namun juga menambahkan rasa-rasa tertentu seperti cokelat, keju, strawberry dan pandan.

Gethuk Ketela Rambat


jajanan-gethuk-pisang-variasi-rasa
Getuk Ubi adalah getuk yang berbahan dasar ubi. Meninggalkan rasa getuk yang manis, getuk ubi bisa dibuat berlapis – lapis seperti kue lapis atau dibuat warna pelangi.
Gethuk ini umumnya sama dengan gethuk ketela pohon, tetapi ini terbuat dari ketela rambat. biasanya bentuknya sama. Hanya saja karena ini terbuata dari ketela rambat maka ini rasanya lebih manis jika dibannding ketela pohon. Karena ketela pohon rasanya cenderung gurih.
Selain itu gethuk ketela rambat teksturny lebih halus dan lembut.

Gethuk Ketela Pohon


gethuk
Kue atau penganan khas Indonesia ini juga popular disebut kue tradisional, sehingga di benak banyak orang timbul kesan adanya pemakaian bahan dan berbagai peralatan membuat kue, cetakan yang di jaman serba modern sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Sebenarnya berbagai peralatan dan cetakan yang dibutuhkan untuk membuat kue nusantara ini masih bisa dijumpai di berbagai pasar tradisional, bahkan di kota-kota besar sekalipun.
Teknik pembuatan kue nusantara yang sebagian besar menggunakan proses mengukus, merebus dan menggoreng, sehingga kue-kue nusantara Indonesia tidak tahan lama. Sementara kue nusantara yang matang karena proses pemanggangan dan pembakaran jenisnya tidak banyak. Kue tradisional Indoensia yang matang karena proses pemanggangan ini biasanya bisa lebih tahan lama.




Sumber : http://kalismurningsih.wordpress.com/

1 comment:

  1. Selamat sore..
    saya dari idntimes.com
    mohon ijin untuk mengcopy foto di blog ini ya kak :)
    terimakasih,

    salam..

    ReplyDelete